Minggu, 15 Mei 2011

Makhluk Lemah itu Menyimpan Kekuatan Terbesar....

Wanita dikatakan lemah hanya karena ia mudah menangis, sensitif terlalu berperasaan dan fisik yang tak sekuat laki-laki. Jika saja orang-orang yang beranggapan wanita itu mahluk lemah menyadari kekuatan yang tersembunyi di balik kelembutan seorang wanita, niscaya mereka akan bertekuk lutut menyadari kesalahannya.

Seekor ayam betina dengan gagah dan gigih mencoba menghalangi seekor ular besar yang mencoba memangsa anak-anaknya. Apa yang sebenarnya yang ayam betina itu pikirkan? Bunuh diri? Mencoba melakukan perbuatan yang sia-sia? Tidak. Ayam betina itu hanya memikirkan bagaimana agar tak satu pun dari anak-anaknya mati dimangsa ular. Ia tidak ingin berpikir bahwa memang ular itu lebih kuat darinya. Ia pun tidak sempat berpikir bahwa mungkin saja ia akan ikut dimangsa oleh si ular. Sebuah kekuatan untuk menghadapi lawan yang lebih kuat lahir karena kesediaannya untuk berjuang dan mengorbankan diri. Dan itu ada pada diri seorang wanita. Karena sifat penyayangnya yang lebih besar dari laki-laki.

Adakah laki-laki yang ingin merasakan kehamilan? Adakah laki-laki yang ingin menggantikan istrinya membawa-bawa sesuatu di perutnya selama 9 bulan? Sehingga tidak enak tidur, makan, sampai mandi. Adakah laki-laki yang ingin merasakan melahirkan? Seorang laki-laki berbadan tegap, berotot kuat, bertenaga besar pun pasti menjawab tidak. Seorang laki-laki berotak jenius, bervisi jauh ke depan, berpengalaman luas, dan mahir dalam berdiplomasi juga pasti berkata tidak. Bukankah dari sisi fisik, pemikiran, dan segalanya mereka jauh lebih kuat daripada wanita? Lantas mengapa mereka tidak mempunyai kekuatan bahkan hanya untuk berkata ”ya”? Jika berbicara masalah kodrat, tentu saja berbeda antara kodrat wanita dengan laki-laki. Tetapi bukankah jelas bahwa di balik kodrat seorang wanita, ternyata ada kekuatan besar dalam dirinya untuk sanggup melakukan hal itu semua.

Sudut pandang psikologi, menempatkan perempuan sebagai sosok unik yang memilik potensi sama hebatnya dengan laki-laki. Bahkan banyak riset yang mengomunikasikan penemuannya secara mengejutkan bahwa perempuan ternyata memiliki keunggulan kompetitif yang justru spesifik (hanya ada perempuan). Rubben C.Gur dari pensil Pennsylvannia University dalam penelitiannya menemukan bahwa volume otak laki-laki mengalami penyusutan lebih cepat dibandingkan dengan otak perempuan. Laki-laki pada umumnya kehilangan 15% volume Lobus Frontal dan 8,5 % Lobus Temporal. Adapun perempuan angkanya jauh lebih sedikit dari itu.

Lobus Frontal mengendalikan daya nalar, Fleksibilitas mental dan jaringan saraf, adapun Lobus Temporal mengendalikan daya ingat. Keunggulan kompetitif lainnya adalah intuisi perempuan yang terbukti lebih baik dari laki-laki. Intuisi (dari kata Intueri yang artinya menembus terus atau langsung) sering disebut juga logika dari hati seorang perempuan lebih tajam dari logika hati laki-laki.

Implikasinya sungguh luas, karena dalam ruang domestik maupun ruang publik intuisi ini sering kali memegang peran yang cukup penting dalam proses pengambilan keputusan. Perempuan juga memiliki lapisan lemak yang lebih dibandingkan laki-laki, ini ternyata membawa dampak pada daya tahan stres fisik perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, hal ini juga dibuktikan dengan adanya temuan bahwa bayi perempuan lebih bereaksi terhadap sentuhan dibandingkan dengan bayi laki-laki. Artinya perempuan lebih mudah ditenangkan dan lebih mudah reda emosinya dibandingkan laki-laki.

Seorang suami pergi bekerja ke kantornya. Di sana ia melakukan aktifitas-aktifitas kantor, seperti mengetik, mencetak, menerima tamu, dan sebagainya. Sementara istrinya di rumah selain mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel, mencuci dan sebagainya, juga mengurus anak mereka yang masih kecil. Memandikannya, menyuapinya, mengganti baju dan celananya jika ngompol, mendiamkannya jika menangis, sampai menidurkannya. Satu hal yang tidak boleh ia lupakan, ketika suaminya pulang, maka bertambahlah pekerjaannya dengan mengurusi suami. Sementara sang suami yang “merasa” lebih lelah dari istrinya serta merta menjatuhkan dirinya ke sofa setibanya di rumah. Tv menjadi satu-satunya hiburan baginya dalam kelelahannya. Jadi yang manakah mahluk lemah yang dinisbatkan kepada wanita itu?

Ar rijaalu qowwaa muuna ‘alan nisaa. Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. An-Nisaa 34. Terfikirkah sang suami bahwa istrinya mengharapkan, ketika suaminya pulang maka setidaknya berkuranglah sebuah bebannya karena sang suami akan membantunya. Lantas di manakah kekuatan laki-laki ketika istrinya membutuhkannya? Bukankah Fadh dhalallahu b’adhahum ‘alaa b’adh, Allah telah melebihkan laki-laki dari wanita? Dan terbukti, ketika laki-laki diminta untuk berganti posisi dalam pekerjaan, sehingga dia yang mengurusi rumah, maka niscaya didapatinya ketidaksanggupan.

Sebuah pepatah “Behind every great men there are always great women” yang artinya “Di belakang setiap laki-laki hebat selalu ada wanita hebat” dibuat bukan hanya isapan jempol belaka. Karena memang laki-laki yang menjadi hebat selalu didukung dan dibantu oleh wanita hebat, istrinya. Ingat saja tokoh-tokoh besar dunia. Walaupun istri mereka tidak seterkenal mereka, tetapi mereka mengakui tanpa istrinya mereka mungkin tidak bisa sehebat itu.

Allah swt telah menciptakan laki-laki dan wanita dengan kesempurnaan, dengan kelebihan masing-masing. Tetapi salah jika kita menganggap bahwa wanita itu mahluk lemah. Karena dibalik kelembutannya ada kekuatan yang besar.


sumber : Majalah Shaff Edisi April 2009